LAPORAN AGROFORESTRI PENGAMATAN JALAN Lokasi Di Jalan. Selaparang Kota. Mataram NTB
Laporan Pengamatan
Agroforestry
Lokasi Di Jalan. Selaparang
Kota. Mataram NTB
Di Susun Oleh :
Askhabul Kahfi
Agus
Supiansyah
Bastian
|
:
:
:
|
C1G114013
C1G114006
C1G114019
|
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2017
Puji
syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah
sehingga Laporan Pengamatan
Agroforestry Lokasi Di Jalan. Selaparang Kota. Mataram dapat
selesai dengan baik, tidak lupa salawat serta salam untuk junjungan alam nabi
Muhammad Saw, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang
benderang seperti yang kita rasakan saat ini.
Laporan
yang singkat ini berisi pemaparan hasil praktikum tentang Laporan
Pengamatan Agroforestry Lokasi Di Jalan. Selaparang Kota. Mataram.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua khususnya untuk saya. Kritik dan saran
sangat diperlukan untuk perbaikan laporan ini.
Pembangunan
kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat dengan tetap menjaga kelestarian dan kelangsungan fungsi
hutan dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan sangat diperlukan peran serta
masyarakat didalam dan diluar kawasan hutan.Untuk itu keberhasilan pembangunan
kehutanan sangat ditentukan oleh keberhasilan pembangunan masyarakat sekitar
terutama untuk peningkatan kesejahtraan.
Perubahaan
penggunan lahan dari hutan menjadi areal pertanian merupakan kenyataan yang
terjadi sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk,masyarakat telah banyak
mengkonversi lahan hutan menjadi areal perkebunan. Alih fungsi lahan hutan
menjadi lahan pertanian disadari menimbulkan banyak masalah seperti penurunan
kesuburan tanah,erosi,kepunahan flora dan fauna,banjir,kekeringan dan bahkan
perubahan lingkunngan global. Masalah ini bertambah berat dari waktu ke waktu
sejalan dengan meningkatnya luas areal hutan yang dikonversikan menjadi lahan
usaha lain.
Agroforestri
adalah salah satu sistem pengelolaan lahan yang mungkin dapat ditawarkan untuk
mengatasi masalah dalam keadaan yang lebih baik dimana hutan-hutan yang ada
sangatlah berkurang di babat oleh manusia yang akan ditanam berbagai macam
hasil pertanian.
Hal
ini sangat di sayangkan oleh pemerintah sekitar akan kerusakan alam dan terjadi
tanah longsor sehingga hutan-hutan pun tidak ada yang menahannya di sekitar
area tersebut.
Adapun tujuan dari pengamatan
agroforestry ini yaitu :
1.
Mendeskripsikan
karakteristik pepohonan hutan
2.
Mengidentifikasi
pola tanam padan lahan yang berada pada pingir jalan raya
3.
Mengidentifikasi
kegunaan pohon selain sebagai peneduh
4.
Mengidentifikasi
struktur pepohonan
5.
Mengidentifikasi
fungsi penanaman dan kegunaan pepohonan pingir jalan raya
1. Pohon Asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah
yang masam
rasanya; biasa digunakan sebagai campuran bumbu dalam banyak masakan Indonesia
sebagai perasa atau penambah rasa asam
dalam makanan, misalnya pada sayur asam. Asam juga digunakan
untuk campuran jamu tradisional yaitu jamu gendong.
2.
Pohon Kenari
(Canarium amboinense Hoch.) merupakan keluarga dari Burseraceae. Umumnya
terdapat di Indonesia, tetapi tumbuhan ini juga berada di beberapa negara lain
seperti Afrika, Nigeria Selatan, Madagaskar, Cina Selatan, India, Filipina, dan
Bagian Selatan Asia.
3. Pohon Trengguli, trengguli atau kayu raja (Cassia
fistula) adalah tumbuhan di dalam keluarga Fabaceae,
anak suku Caesalpinioidea. Berbunga kuning cerah dan indah, tengguli banyak
ditanam sebagai pohon hias dan juga tanaman obat tradisional. Tanaman ini
tumbuh secara alami di Asia Selatan
dan Asia Tenggara,
namun kini menyebar luas ke pelbagai negeri tropis.
Bunganya merupakan bunga nasional Thailand.
4.
Pohon Angsana
atau sonokembang (Pterocarpus
indicus) adalah sejenis pohon penghasil kayu
berkualitas tinggi dari suku fabace (leguminosae, atau polong-polongan). Kayunya keras,
kemerah-merahan,
dan cukup berat, yang dalam perdagangan
dikelompokkan sebagai narra atau rosewood.
5.
Pohon Ketapang atau katapang (Terminalia
catappa) adalah nama sejenis pohon tepi pantai yang rindang. Lekas tumbuh
dan membentuk tajuk indah bertingkat-tingkat, ketapang kerap dijadikan pohon
peneduh di taman-taman dan tepi jalan.
6.
Pohon Waru atau baru (Hibiscus
tiliaceus, suku kapas-kapasan atau Malvaceae),
juga dikenal sebagai waru laut, dan dadap laut (Pontianak)[1] telah
lama dikenal sebagai pohon peneduh tepi jalan atau tepi sungai dan pematang
serta pantai. Walaupun tajuknya tidak
terlalu rimbun, waru disukai karena akarnya tidak dalam sehingga tidak merusak
jalan dan bangunan di sekitarnya. Waru dapat diperbanyak dengan distek.
Namun, aslinya tumbuhan ini diperbanyak dengan biji.
Memakai stek untuk perkembanganbiakan waru agak sulit, karena tunas akan
mudah sekali terpotong. Waru masih
semarga dengan kembang sepatu, tumbuhan ini asli dari daerah tropika di pasifik
barat namun sekarang tersebar luas di seluruh wilayah pasifik dan dikenal
dengan berbagai nama : hau bahasa Hawaii, purau bahasa Tahit, atau Cottonwood
dalam bahasa inggris.
7. Pohon Palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens syn. Dypsis lutescens) adalah tanaman hias populer yang biasa dijumpai di pekarangan.
Tumbuhan anggota suku pinang-pinangan (Arecaceae) ini
berasal dari Madagaskar namun di tempat asalnya sekarang terancam.
Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga setingg 6m, meskipun biasanya di
pekarangan hanya setinggi 3m karena alasan keindahan. Seperti palem lainnya, daun tersusun majemuk, menyirip. Warna helai daun hijau
terang, cenderung kekuningan (sehingga disebut palem kuning). Daun ini memiliki pelepah daun yang cukup panjang dan menutupi batang yang beruas-ruas. Jumlah anak daun sekitar 80
hingga 100 lembar.
Mayangnya dapat mencapai 1m dengan bunga berwarna kuning.
Buah berdiameter hingga 2,5m dan berwarna kuning hingga ungu. Perbanyakannya relatif mudah karena dapat diperbanyak secara vegetatif.
Klasifikasi
ilmiah:
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Upafamili:
|
|
Bangsa:
|
|
Genus:
|
Tamarindus
|
Spesies:
|
T. indica
|
Asam
jawa dihasilkan oleh pohon
yang bernama ilmiah Tamarindus
indica, termasuk ke dalam suku Fabaceae
(Leguminosae). Spesies ini adalah
satu-satunya anggota margaTamarindus.
Nama lain asam jawa adalah asam (Mly.), asem (Jw., Sd.), acem (Md.),
asang jawa, asang jawi (berbagai bahasa di Sulawesi) dan lain-lain.
Juga sampalok, kalamagi (Tagalog), magyee (Burma), ma-kham (Thai), khaam (Laos), khoua me (Kamboja), me, trai
me (Vietnam), dan tamarind
(Ingg.).
Buah yang telah tua, sangat masak dan dikeringkan biasa disebut asem kawak.
Klasifikasi
Ilmiah :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas:
Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil)
Sub
Kelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Burseraceae
Genus: Canarium
Spesies: Canarium amboinense Hoch.
Burseraceae
: kenari-kenarian
a. Tempat
Tumbuh
Tempat tumbuhnya di hutan primer, pada
tanah berkapur, tanah berpasir maupun tanah liat, dari ketinggian rendah sampai
1500 meter diatas permukaan laut.
b. Tinggi
Pohon
Tinggi pohon kenari sampai 45 meter,
sedangkan tinggi banir sampai 3 meter dan lebarnya 1,5 meter. Kayunya dapat
digunakan sebagai kayu konstruksi yang ringan-ringan. Pohon ini akan
mengeluarkan resin apabila pepagannya dipotong atau diiris. Minyak Resin ini
memiliki bau yang harum, shingga sering digunakan untuk membuat minyak wangi
atau parfum. Selain untuk parfum, ada juga yang menggunakannya untuk obat gosok
terhadap gatal-gatal atau obat luka. Minyak Resin ini dapat juga digunakan
sebagai pembersih rambut dan pembuatan dupa.
c. Batang
Batangnya tegak dengan warna pegagan
kelabu, kayu putih, serta teras coklat tua. Jika kulitnya diiris akan
mengeluarkan getah kenari, seperti damar, mula-mula berwarna putih dan melekat,
kemudian seperti lilin berwarna kuning pucat (elemi). Gum elemi memiliki
tekstur lunak, berwarna keputih-putihan berbau aromatik seperti terpentin, dan
merupakan hasil eksudasi patologis dari tumbuhan ini. Pohon ini memproduksi gum
hanya pada saat daun mulai tumbuh. Selama musim kering, pohon tersebut berada
dalam masa dorman, tanpa daun, dan tidak memproduksi resin. Minyak elemi tidak
digunakan secara meluas dalam industri parfum. Kadang-kadang minyak tersebut
digunakan dalam bahan pewangi sabun dan preparasi teknik yang harganya murah.
d. Akar
Sistem perakaran pada tanaman ini adalah
sistem akar tunggang. Pada sistem akar tunggang, baik akar primer maupun satu
atau lebih akar lateral yang menggantikan akar primer pada tahap awal
perkembangan kecambah tumbuh lebih cepat dan menjadi lebih besar serta kuat
daripada akar-akar lain, sehingga terbentuk satu atau lebih akar –akar utama.
e. Daun
Daunnya majemuk menyirip gasal dengan
4-5 pasang pinak daun yang menjorong memanjang, dengan permukaan licin dan
mengkilap. Daun tidak mempunyai daun penumpu.
f. Bunga
Perbungaannya berbentuk malai.
Berkelamin tunggal, zigomorf, kelopak dan mahkota berbilangan 5, daun kelopak
dan daun mahkota berbilangan 5, daun mahkota bebas. Benang sari 8. Tersusun
dalam 2 lingkaran yang tidak lengkap. Cakram kelihatan jelas.
g. Buah
Bakal buah beruang 2-3, tiap ruang
dengan 1-2 bakal biji yang apotrop atau epitrop. Berbiji, gepeng, panjang,
terdapat 2-3 biji dalam satu buah (berbentuk sawo kecil)
h. Biji
Bijinya banyak mengandung lemak manis.
Biji yang kering akan mengandung 65 % minyak lemak ( asam stearine , palminine
, oleine , dan minyak wijen ). Minyak dan lemak merupakan bahan cadangan
penting dalam tubuh tumbuhan yang seringkali dijumpai dalam biji. Lemak dan
minyak merupakan gliserida asam lemak. Perbedaan diantara keduanya umumnya
berdasarkan sifat-sifat fisik, pada suhu normal lemak berbentuk padat, dan
minyak berbentuk cairan.
Klasifikasi
ilmiah:
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Upakelas:
|
|
(tidak
termasuk):
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Upafamili:
|
|
Bangsa:
|
|
Upabangsa:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
C.
fistula
|
a.
Close up bunga
Tengguli banyak ditanam karena
manfaannya dalam pengobatan, selain karena bunganya yang indah. Polong yang
masak dan biji-bizinya digunakan sebagai obat urus-urus (laksativa);
begitu pula bunga, daun-daun dan kulit akarnya, meski dengan kekuatan yang
lebih rendah. Air rebusan akar tengguli
digunakan untuk membersihkan luka dan bisul.
Pepagannya digunakan di Jawa
dan India untuk mengatasi penyakit kulit, sementara daun-daunnya di Filipina dipakai untuk
menyembuhkan sakit kulit akibat jamur.
Di India, akarnya dipakai untuk mengobati demam. Tengguli juga digunakan di Panama untuk mengobati kencing manis.
b. Polong yang masak
Dalam pengobatan modern, daging buah
tengguli yang kehitam-hitaman kadang kala dipakai sebagai laksativa menengah. Simplisia
(bahan obat dasar) dari buah tengguli ini dikenal sebagai Fistulae Fructus
(Buah Trengguli), dan setidaknya pada masa lalu, dimasukkan sebagai salah satu
simplisia yang wajib tersedia di apotik. Daging buah ini
terutama mengandung hidroksimetil antrakinon,
yang berkhasiat sebagai pencahar; dan juga gula,
pektin, lendir, minyak atsiri
yang berbau seperti madu
Kingdom:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Subfamili:
|
|
Bangsa:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
P. indicus
|
a. Angsana yang ditanam untuk pagar
hidup Kuat
dan awet, serta tahan cuaca, kayu sonokembang (narra) dapat digunakan
dalam konstruksi ringan maupun berat. Dalam bentuk balok, kasau, papan dan
panil kayu yang lain untuk rangka bangunan, penutup dinding, tiang, pilar,
jembatan, bantalan rel kereta api, kayu-kayu penyangga, untuk
konstruksi perairan bahari dan lain-lain.
b. Warna dan motif serat kayunya yang
indah kemerah-merahan, menjadikan kayu sonokembang sebagai kayu pilihan untuk
pembuatan mebel, kabinet berkelas tinggi, alat-alat
musik, lantai parket, panil kayu dekoratif, gagang
peralatan, serta untuk dikupas sebagai venir dekoratif untuk melapisi kayu lapis dan meja berharga mahal. Sifat
kembang susutnya yang rendah setelah kering, menjadikan kayu ini cocok untuk
pembuatan alat-alat yang membutuhkan ketelitian.
c. Batang yang terserang penyakit
sehingga berkenjal (monggol) menghasilkan kayu yang kuat dan bermotif bagus,
yang terkenal sebagai “amboyna”. Istilah ini berasal dari nama
tempat Ambon, yang pada masa silam banyak mengeluarkan
kayu termaksud yang diperdagangkan sebagai linggua, atau kayu buku Namun sebenarnya kayu berpenyakit
ini, yang serupa dengan kayu gembol pada pohon jati, terutama dihasilkan oleh wilayah timur Pulau Seram.
Kingdom:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
T.
catappa
|
Terminalia
catappa
|
a. Pepagannya dan daun-daunnya dimanfaatkan
orang untuk menyamak kulit, sebagai bahan pewarna hitam, dan juga untuk membuat tinta. Pepagan menghasilkan zat pewarna
kuning kecoklatan sampai warna zaitun, dan mengandung 11–23% tanin; sementara daun-daunnya mengandung
12 macam tanin yang dapat dihidrolisis. Dalam pada itu populer keyakinan
di kalangan penggemar ikan hias bahwa menaruh daun-daun ketapang kering
di akuarium, khususnya ikan cupang (Betta spp.),
dapat memperbaiki kesehatan dan memperpanjang umur ikan.
b. Kayu terasnya merah bata pucat hingga
kecoklat-coklatan, ringan sampai sedang, berat jenis
nya berkisar antara 0,465–0,675; cukup keras dan ulet, namun tidak begitu awet.
Kayu ini dalam perdagangan dikenal sebagai red-brown terminalia,
dan digunakan sebagai penutup lantai atau venir. Di Indonesia, kayu ini digunakan dalam
pembuatan perahu dan juga untuk ramuan rumah .
c. Biji ketapang dapat dimakan mentah
atau dimasak, konon lebih enak dari biji kenari, dan digunakan sebagai pengganti
biji amandel (almond) dalam kue-kue.
Inti bijinya yang kering jemur menghasilkan minyak berwarna kuning hingga
setengah dari bobot semula. Minyak ini mengandung asam-asam lemak seperti asam palmitat (55,5%),
asam oleat (23,3%), asam linoleat, asam stearat dan asam miristat. Biji kering
ini juga mengandung protein (25%), gula (16%), serta berbagai macam asam amino.
Kingdom:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
H.
tiliaceus
|
Hibiscus
tiliaceus
|
a. Kayu
terasnya agak ringan, cukup padat, berstruktur cukup halus, dan tak begitu
keras; kelabu kebiruan, semu ungu atau coklat keunguan, atau kehijau-hijauan.
Liat dan awet bertahan dalam tanah, kayu waru ini biasa digunakan sebagai bahan
bangunan atau perahu, roda pedati, gagang perkakas, ukiran, serta kayu bakar.
Dari kulit batangnya, setelah direndam dan dipukul-pukul, dapat diperoleh serat
yang disebut lulup waru.
Serat ini sangat baik untuk dijadikan tali. Serat ini juga merupakan bahan yang penting,
dan berasal dari pepagan waru dan dipakai untuk membuat tali.
Tali ini, selanjutnya dipergunakan sebagai bahan dasar membuat jaring dan
tas-tas kasar.
b. Daunnya
dapat dijadikan pakan ternak,
atau yang muda, dapat pula dijadikan sayuran. Bisa juga, untuk menggantikan
daun jati dalam proses peragian kecap. Daun yang diremas dan dilayukan
digunakan untuk mempercepat pematangan bisul. Daun muda yang
diremas digunakan sebagai bahan penyubur rambut. Daun muda yang direbus dengan gula batu dimanfaatkan untuk melarutkan
(mengencerkan) dahak pada sakit batuk yang agak berat. Kuncup daunnya digunakan
untuk mengobati berak darah dan berlendir pada anak-anak.[2] Akar tanaman waru bisa dipakai untuk obat demam.
c. Bunga
waru dapat dijadikan jam biologi. Bunganya mekar di pagi hari dengan mahkota
berwarna kuning. Di siang hari warnanya berubah jingga dan sore hari menjadi
merah, sebelum akhirnya gugur.
Kingdom:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
C. lutescens
|
Chrysalidocarpus
lutescens
|
a. Palem
adalah tanaman hias populer yang biasa dijumpai di pekarangan.
Tumbuhan anggota suku pinang-pinangan (Arecaceae) ini
berasal dari Madagaskar.
b.
daun tersusun majemuk, menyirip. Warna helai
daun hijau terang, cenderung kekuningan (sehingga disebut palem kuning)
c.
pelepah daun yang cukup panjang dan menutupi batang yang beruas-ruas. Jumlah anak daun sekitar 80
hingga 100 lembar.
d. Mayangnya dapat mencapai 1m dengan bunga berwarna kuning.
Buah berdiameter hingga 2,5m dan berwarna kuning hingga ungu.
setelah kami melakukan observasi di kawasan Jalan
Selaparang
yang berada di Kecamatan Cakra Negara Kota Mataram kami mendapatai
banyak pohon besar yang telah ditebang untuk pelebaran jalan raya atau
kepentingan lainnya sehingga jumlah pohon yang berhasil diidentifikasi oleh
kami disajikan dalam tabel berikut.
Laporan
kanan jalan
|
Laporan
kiri jalan
|
||
No
|
Nama
Pepohonan
|
Jumlah/pohon
|
Jumlah/pohon
|
1
|
Asam Jawa
|
10
|
2
|
2
|
Kenari
|
5
|
5
|
3
|
Trenguli
|
8
|
3
|
4
|
Angsana
|
109
|
75
|
5
|
Ketapang
|
16
|
11
|
6
|
Waru
|
18
|
7
|
7
|
Palem
|
9
|
15
|
Dari tabel diatas ini
menyatakan bahwa pohon dominan yang berhasil kami identifikasi yang berada di
kawasan Jalan Selaparang yang berada di Kecamatan Cakra Negara Kota Mataram
adalah pohon Angsana atau sonokembang (Pterocarpus
indicus) dengan melihat dari jumlah
pohon yang berhasil diidentifikasi sebanyak (184-pohon) dengan angapan sebagian
pohon telah ditebang dan tergantikan fungsinya degan pohon lain yang telah
tumbuh mengantikan pohon dominannya yaitu pohon Angsana atau
sonokembang.
Masalah
yang dihadapi selama pengamatan adalah kurangnya kesadaran dari berbagai pihak
terutama masyarakat setempat mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan
kelestarian lingkungakan, banyak dari masyarakat setempat telah lupa betapa
pentingya arti pohon terhadap kehidupan manusia, sehinga banyak pohon yang
dirusak dan dilupakan arti penting dari pohon itu ditanam dan dikembangkan, apa
bila kami menanyakan nama dan kegunaan pohon yang ditanam di sepanjan jalan Jalan
Selaparang
yang berada di Kecamatan Cakra Negara Kota Mataram
banyak dari warga setempat telah lupa dan tidak tau
maanfaat dari pepohonan tersebut
Selama
kami melakukan pengamatan kami tidak sekalipun menemukan plamg nama dari pohon
dominan maupu pohon penganti yang ditanam selama kami melakukan pengmatan entah
apa sebabnya plang nama itu tidak terpasang, sehinga menyulitkan untuk
dilakukanya identifikasi sehinga kami hanya mengambil foto dan kami cocokan
dengan jenis tanaman yang telah di berikan identitas tanaman oleh dinas
pertanaman kota mataram di lokasi lain.
Dari hasil pengamatan kami memperoleh banyak ilmu
tentang arti menjaga kelestarian lingkungan dan alam sekitar, seperti yang kita
ketahui hubungan terbagi menjadi tiga (hubungan denga tuhan yang maha esa,
hubungan dengan sesama mahluk hidup dan hubungan dengan alam) artinya jika kita
ingin sejahtera maka harus hidup rukun berdampingan dengan sesama mahluk
ciptaan tuhan yang maha esa.
Saran untuk masyarakat
Selagi kita hidup kita adalah pemimpim dimuka bumi ini, bukan
hanya memimpin diri sendiri tapi juga ikut mengambil bagian dari kelestararian
lingkungan, dengan menjaga kebersihan lingkungan dan kelestarian alam.
Saran untuk dinas terkait
Semoga untuk kedepanya makin banyak
pepohonan yang ditanan dan diidentifikasi denggan pemberian plang naman dan
disekitar jalan semoga pepohonannya lestari agar kami para penegendara sepeda
motor tidak merasakan gersang dan panasnya matahri ketika menunggu lampu hijau,
semoga tidak ada lagi pengruskan trotoar dan semoga pepohonan sebagai paru-paru
bumi makin lestari.
|
Comments
Post a Comment